Profil Hj. Siti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid
Maret 06, 2022
Masa Kecil Hj. Sitti Raihanun Zainuddin
Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid lahir pada tahun 1952 M, putri organisasi terbesar di Nusa Tenggara Barat, Al-Maghfurlah Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid bersama Hj. Rahmatullah. Hidup ditengah-tengah keluarga dengan latar belakang ilmu agama yang tindih. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid dibesarkan dengan penuh kasih sayang yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
Sebagai putri Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid yang sekaligus tokoh sentral organisasi, hampir masa kecil Ummuna tidak dapat disamakan dengan anak perempuan seumurnya pada masa itu. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mendampingi perjuangan sang ayah dalam menegakkan ajaran agama dan upaya menumbuhkembangkan organisasi Nahdlatul Wathan.
Kedekatannya dengan seluruh aktivitas sang ayah rupanya telah mengajarkan Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. cukup memahami seluk beluk perjuangan khususnya dalam memperjuangkan organisasi sesuai dengan niat awal sang pendirinya. Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. tidak hanya berbekalkan pengalaman yang sudah didapatkan bersama Al-Maghfurlah namun juga bimbingan dan arahan sang ayah kepada dirinya cukup dominan dalam menentukan arah perjuangan.
Mewarisi Kecerdasan Sang Ayah
Padahal kualifikasi kependidikan yang pernah ditempuh Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. dibandingkan dengan pemimpin organisasi sebesar NW tentu tidak sebanding dengan kualitas kepemimpinannya. Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. menyelesaikan pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar Negeri 2 Pancor yang dilanjutkan dengan Madrasah Mu’allimat NW Pancor. Namun kecerdasan ayahnya sebagai seorang ulama besar sudah ia warisi sebagai hukum biologis yang lumrah. Tidak heran bila prestasi yang pernah ditoreh sebagai bintang kelas di hampir semua jenjang pendidikan.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Madrasah Mu’allimat NW Pancor, Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid dipersunting oleh seorang tokoh bangsawan yang sekaligus murid kesayangan ayahandanya yaitu Drs. H. Lalu Gede Wiresentane yang berasal dari Bonjerok – Lombok Tengah. Setelah itu, Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. melanjutkan pendidikannya ke IAIN Sunan Ampel Malang.
Dari hasil pernikahan dengan Drs. H. Lalu Gede Wiresentane, beliau dikaruniai 4 orang putra dan 3 orang putri, salah satu diantaranya adalah Raden Tuan Guru Bajang KH. Lalu Gede M. Zainuddin Atsani, Lc., M.Pd.I.
Pejuang Organisasi Yang Handal
Berjuang Tanpa Memandang Jabatan
Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. dalam perjalanan berorganisasi berawal dari luar struktur oranisasi Nahdlatul Wathan. Beliau berjuang tidak memandang jabatan, yang terpenting baginya adalah bagaimana mengambil peran dalam mendukung perjuangan Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid. Hampir semua kegiatan-kegiatan organisasi Nahdlatul Wathan beliau geluti.
Berkat kegigihan Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid dalam memperjuangkan semua kegiatan organisasilah yang membuat Lalu Yahya Sakre mengusulkan agar terbentuknya Pengurus Kegiatan Muslimat NW. Hal tersebut dilakukan setelah melihat kegigihan Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. dalam mengikuti semua kegiatan Muslimat NW yang oleh Penulis, semua kegiatan organisasi yang dilakukan oleh ibundanya selalu diikuti kemanapun beliau pergi, dari pagi sampai malam hari, diseluruh pelosok desa di NTB. Dan pada saat itu Penulis sedang duduk dibangku taman kanak-kanak.Setelah beberapa tahun kemudian, Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. diberikan SK langsung sebagai Ketua Pengurus Kegiatan Muslimat oleh Pimpinan Pusat Muslimat NW.
Setelah beberapa lama berjalan, diadakanlah Konferensi Wilayah Muslimat NTB untuk pertama kalinya. Dipundaknyalah (Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M.) sejarah pertama terbentuknya Pengurus Wilayah Muslimat NW NTB. Pada awal kepemimpinannya, beliau menghidupkan seluruh Pengurus Daerah Muslimat NW se-NTB. Dan setelah satu periode memimpin Pengurus Wilayah Muslimat NW NTB, beliau langsung diangkat menjadi Wakil Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NW.
Jabatan Ketua Umum PB NW Bukan Impian
Sebagaimana ditegaskan diatas, Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. bukanlah sosok perempuan yang haus jabatan. Hal tersebut didukung dengan latar belakang kehidupan beliau sebelumnya, dengan pendidikan seadanya, mengabdikan diri sebagai istri sekaligus ibu bagi putra-putrinya, sama sekali tidak pernah bermimpi untuk memegang peranan penting dalam oranisasi yang dibangun ayahandanya.Baginya berjuang bukanlah lantaran jabatan semata, namun organisasi NW bagi beliau merupakan hidup sekaligus amanat yang harus dilaksanakan dalam kapasistas apapun, terlebih lagi karena beliau merupakan putri dari Pendiri NWDI-NBDI yang dipercayakan sebagai pemegang surat kuasa Al-Maghfurlah, melanjutkan perjuangan organisasi sudah tentu menjadi tangguingjawab dirinya.
Tingginya semangat perjuangan Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. untuk melanjutkan perjuangan organisasi setelah wafatnya Al-Maghfurlah menjadi catatan sekaligus pertimbangan para petinggi organisasi NW. Sehingga membuat dirinya diamanatkan memegang jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan sebagai hasil Muktamar X pada tanggal 24-26 Juli 1998 di Praya – Lombok Tengah. Walaupun kemudian hasil Muktamar tersebut menjadi tonggak bersejarah kontroversi internal organisasi.
Ditengah berkecamuknya dinamika yang dialami organisasi, Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. mampu membuktikan diri sebagai penerus ayahandanya dalam memperjuangkan organisasi. Berbagai keberhasilan dalam memimpin organisasi dapat diwujudkan.
Penulis sebagai putra, telah menyaksikan sendiri perjuangan Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. yang tak kenal lelah, tanpa mengenal waktu dan tempat. Bagi Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M., pulang larut malam sudah menjadi kebiasaannya. Tidak heran, pertumbuhan organisasi dibawah kepemimpinan beliau telah berhasil membesarkan NW. Terbukti dengan pesatnya pertumbuhan jumlah Madrasah NW dan Madrasah NWDI-NBDI.
Madrasah NW merupakan madrasah yang didirikan oleh Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid pertama kali. Pada umumnya madrasah ini belum membedakan siswa banat (siswa perempuan) dengan banin (siswa laki-laki). Guna memisahkan tullab (siswa) banin dan tullab banat, didirikanlah Madrasah NWDI untuk banin dan NBDI tullab banat. Berdasarkan data yang ada, jumlah madrasah pada era Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid hingga akhir hayatnya (1953 M – 1997 M) berjumlah 747 buah madrasah.
Dibawah kepemimpinan Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M., pertumbuhan organisasi cukup pesat. Beliau mampu menyebarkan NW ke-18 propinsi diseluruh Indonesia, lengkap dengan Pengurus Wilayah masing-masing. Begitu juga dengan pertumbuhan jumlah madrasah, baik Madrasah NW, Madrasah NWDI dan Madrasah NBDI, yang hingga kini mencapai 925 buah madrasah. Dan setiap kali Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. melakukan kunjungan ke berbagai daerah, selalu menghasilkan minimal satu buah madrasah NW.
Dua hal yang terpenting bagi Penulis yang hendak diungkapkan dalam meneladani kepemimpinan Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid adalah; Pertama, setiap langkah dan kebijakan organisasi dititikberatkan pada ke-mengertian-nya arah perjuangan organisasi sesuai dengan yang dikhittahkan Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid, yang pernah dipesankan kepada Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. pada saat masih hayat yang disesuaikan dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi. Kedua, dalam menentukan setiap keputusan, Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M. tidak puas tanpa hasil istikharah.
Inilah sosok ketua umum PB NW, Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin A.M., yang merupakan hasil Muktamar X di Praya – Lombok Tengah, dan Muktamar XI & XII di Anjani – Lombok Timur.
......
Sumber: Buku Role Model Pergerakan Nahdlatul Wathan: Penebar Kebaikan (Fi Al-Khaîr) & Penggerak Kemajuan (Fastabiq Al-Khairât), yang disusun oleh Raden Tuan Guru Bajang KH. Lalu Gede M. Zainuddin Atsani, Lc., M.Pd.I.
0 comments