Pwknw Mesir Ziarah Makam Para Grand Syekh di Kairo Mesir

Maret 23, 2023


Pwknw Mesir - Pengurus Perwakilan Nahdlatul Wathan Mesir (Pwknw Mesir) mengadakan program ziarah makam para ulama di kawasan Kairo.

Program ini merupakan kegiatan napak tilas koprah keilmuan para ulama yang pernah menjadi Grand Syekh Al Azhar.

Pada kesempatan tersebut, para santri Nahdlatul Wathan yang melanjutkan studinya ke Universitas Al-Azhar ini ziarahi 7 Makam Grand Syaikh Al-Azhar yang terletak di sekitar dua kilometer sebelah timur masjid Al-Azhar.

Abdul Malik Salim Rahmatullah, Ketua Perwakilan Nahdlatul Wathan Mesir, menuturkan bahwa ziarah ini merupakan kegiatan rutinan yang sering dilakukan mahasiswa Al-Azhar asal Indonesia, terutama sekali menjelang ujian termin.

“Ziarah ini juga diadakan untuk memperkenalkan mahasiswa baru kepada para ulama dan auliya besar Al-Azhar, sebagai momentum untuk kita merefleksikan bagaimana kiprah dan semangat para ulama dahulu dalam mengabdikan dirinya pada ilmu oengetahuan,” tutur Malik.

Baca Juga:  TGH Zainal Arifin Katib Awwal Dewan Mustasyar PBNW Kunjungi Pwknw Mesir

Perjalanan dimulai dari makam Abdullah bin Hijazi bin Ibrahim as-Syarqawi as-Syafii al-Khalwati al-Azhari hingga penghujung
dekat kompleks pemakaman Muhammad Abduh pemikir mesih.

Beberapa pusara yang diziarahi rombongan adalah sebagai berikut:

1. Syekh Abdullah as-Syarqawi

Abdullah bin Hijazi bin Ibrahim as-Syarqawi as-Syafii al-Khalwati al-Azhari. Seorang ulama yang dilahirkan di sebuah desa kecil bernama At-Thawilah, dekat dengan desa Qarin di provinsi Al-Syarqiyyah, Mesir pada tahun 1150 Hijriyah atau bertepatan pada tahun 1737 Masehi. Nama beliau masyhur dengan dinisbatkan pada provinsi tersebut, menjadi: Al-Syarqawi.
Beberapa kitab yang cukup populer adalah Hasyiah As-Syarqawi.

Masa muda beliau disibukkan dengan menuntut ilmu. Beliau berhasil menyelesaikan hafalan Alquran pada umur yang belia di Qarin di mana beliau dibesarkan. Setelah beliau menyelesaikan hafalannya tersebut, beliau mulai mempelajari cabang-cabang ilmu yang menjadi syarat untuk bisa belajar di Al-Azhar.

Setelah berhasil menguasainya, berangkatlah ia ke Kairo untuk menyempurnakan pembelajarannya dan bergabung dengan Al-Azhar.

Setelah wafatnya Syaikhul Azhar Al-'Arusi, diadakanlah sebuah muktamar untuk memilih Syekhul Azhar selanjutnya. Dari hasil perundingan tersebut terpilihlah Syekh As-Syarqawi untuk meneruskan amanah mulia tersebut, maka pada tahun 1218 H atau 1793 M beliau resmi menjadi Syekhul Azhar ke-12 (jika dihitung dari Syekh Al-Kharasyi). Ada juga riwayat lain yang (kurang kuat) mengatakan pada tahun 1208 H.

2. Syekh Burhanuddin Ibrahim Al-Bajuri al-Gizawi (Syaikh Ibrahim Al-Bajuri)

Beliau dari Desa Bajur, Provinsi Manukiyyah, Mesir. Kemudian pindah ke daerah Giza. Beliau dikenal sebagai Shohibul Hawasyi, karna seperti yang kita tau, beliau banyak sekali meng-hasyiyahi kitab-kitab. Bahkan terkadang saking luar biasanya, dari kitab matan bisa langsung loncat ke Hasyiyah oleh beliau.

Beliau memulai pembelajaran di Al-Azhar pada tahun 1797 M, dan diangkat menjadi Syaikh Al-Azhar pada tahun 1847 M.

3. Syekh Ahmad ad-Damanhuri

Beliau dari Desa Damanhur. Provinsi Buhairo. Mesir. Beliau lahir tahun 1101 H. Karena beliau yatim ketika masih kecil, akhirnya beliau merantau ke Al-Azhar dan menimba ilmu. Di umurnya yang masih 10 tahun, beliau sudah hafal Al-Qur’an.

Beliau salah satu Ulama gemilang yang bermazhab Syafi’i namun bisa menulis kitab Hanafi. Beliau menjabat selama 10 tahun menjadi Syaikh Al-Azhar atau yang dikenal kini dengan Grand Syekh.

4. Syekh Al Kharasyi

Abu ‘Abdillah Muhammad bin Jamaluddin Abdullah bin Ali al-Kharasyi al-Asy'ari al-Maliki al-Azhari. Beliau lahir pada tahun 1010 H/1601 M di kampung Abu Kharasy. Oleh karena itu, nisbah beliau menjadi al-Kharasyi.

Beliau mempunyai banyak karya dari berbagai disiplin ilmu. Di antaranya:
- Risalah tentang basmalah;
- Syarah Kabir atas Mukhtashar Khalīl dalam fikih mazhab Maliki;
- Syarah Shagir atas Mukhtashar Khalīl;
- Syarah Sanūsiyah Shugra atau sering dikenal dengan Ummul Barāhin;
- Muntaha ar-Raghbah fi Halli Alfādz an-Nukhbah, hasyiyah dalam bidang Musthalah al-Hadīts;
- Hasyiyah Īsāghūjī dalam bidang mantik; dan masih banyak karya beliau lainnya.

5. Syekh Ibrahim Bin Musa Al-fayumi

Beliau merupakan Imam ke enam Masjid Al-Azhar dan pembesar Ulama Hadits di zamannya. Semasa masa belajar beliau lebih mengutamakan metode menghafal dibandingkan dengan metode menulis, ia mengingat semua hal di sampaikan oleh para guru ketika mengajar, lalu mengimplementasikan apa yang ia dapatkan dari gurunya kepada para muridnya, dan ia tidak akan berhenti mengajar hingga murid-muridnya paham dengan penjelasan yang dipaparkannya.(AF)

You Might Also Like

0 comments


Pengurus Perwakilan Nahdlatul Wathan (PWK NW) Mesir adalah organisasi keagamaan sekaligus kemasyarakatan di Mesir yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang beriman dan bertaqwa dan terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin dalam rangka memperoleh ridla Allah di dunia dan akhirat berdasarkan pada "Pokoknya NW, Pokok NW Iman dan Taqwa".

PWK NW MESIR