Shalat Sunnah Ba’diyah Isya Setelah Shalat Witir, Apakah Boleh?

Maret 16, 2024

Bulan Ramadan menjadi momen bagi muslim untuk berlomba-lomba mengerjakan amal sholeh, diantaranya adalah mengerjakan sholat sunnah untuk menghidupkan malam Ramadhan. Dan antara beberapa hal yang sering ditanyakan oleh sebagian masyarakat adalah mengenai hukum melaksanakan shalat sunnah ba’diyah Isya setelah shalat tarawih dan witir. 

Contoh kasusnya adalah misalkan; seseorang terlambat datang ke masjid dan sudah mendapati imam sudah melaksanakan shalat tarawih, lalu dia melaksanakan shalat Isya dan langsung melaksanakan shalat tarawih bersama imam sehingga tidak sempat shalat ba’diyah Isya. Apakah setelah tarawih dan witir dia boleh melaksanakan shalat ba’diyah Isyak?


Menurut para ulama, melaksanakan shalat sunnah ba’diyah Isya setelah shalat tarawih dan witir hukumnya adalah boleh. Ini karena waktu shalat sunah ba’diyah Isya berakhir dengan berakhirnya waktu Isya.


Sehingga jika seseorang tidak sempat melaksanakan shalat sunah ba’diyah Isya persis setelah shalat Isya, maka dia boleh melakukannya di akhir waktu shalat Isya, meskipun telah didahului dengan shalat tarawih, witir, dan aktifitas lainnya. 


Hanya saja meski boleh melaksanakan shalat sunnah ba’diyah Isya setelah shalat tarawih dan witir, namun yang lebih utama adalah melakukannya persis setelah shalat Isya dan sebelum melaksanakan shalat tarawih dan witir. Mengerjakan shalat sunah ba’diyah Isya persis setelah Isya lebih utama dibanding jika dipisah dengan shalat tarawih dan witir.


Diantara beberapa kutipan yang mendukung keutamaan menutup sholat malam dengan witir adalah sebagai berikut;


قد كان أبو بكر رضي عنه يوتر قبل أن ينام ثم يقوم ويتهجد، وعمر رضي الله عنه ينام قبل أن يوتر ويقوم ويتهجد ويوتر.

فترافعا إلى رسول الله (ص) فقال: هذا أخذ بالحزم - يعني أبا بكر - وهذا أخذ بالقوة - يعني عمر -. وقد روي عن عثمان مثل فعل أبي بكر، وعن علي مثل فعل عمر، رضي الله عنهم. قال في الوسيط: واختار الشافعي فعل أبي بكر رضي الله عنه.


(Abu Bakar bin Muhammad Zainal Abidin Syatha, Ianatuttalibin h. 292)


(ويسن جعله آخر صلاة الليل ) ولو نام قبله لخبر الشيخين اجعلوا آخر صلاتكم من الليل وترا. فإن كان له تهجد أخر الوتر إلى أن يتهجد وإلا أوتر بعد فريضة العشاء وراتبتها هذا ما في الروضة كأصلها وقيده في المجموع بما إذا لم يثق بيقظته آخر الليل وإلا فتأخيره أفضل لخبر مسلم من خاف أن لا يقوم آخر الليل فليوتر أوله ومن طمع أن يقوم آخره فليوتر آخر الليل فإن صلاة آخر الليل مشهودة وذلك أفضل


(Disunahkan menjadikan shalat witir sebagai penutup dari rangkaian shalat malam) meskipun ia tidur sebelum shalat malamnya berdasarkan hadits Nabi “Jadikanlah akhir shalat malam kalian berupa shalat witir” (HR. Bukhari muslim). 


Jika ia shalat Tahajjud dimalam harinya disunahkan mengakhirkan witirnya bila tidak lakukan witir setelah shalat isya. Imam Nawawi dalam Kitab al-majmu’ memberi batasan hal demikian (shalat witir setelah isya) jika memang ia tidak yakin mampu bangun diakhir malam, bila yakin mampu maka yang lebih utama baginya mengakhirkan witir berdasarkan hadits riwayat muslim : 


"Barangsiapa takut tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendaknya dia shalat witir di awal malam, barangsiapa bersemangat yakin untuk bangun di akhir malam maka hendaknya dia witir di akhir malam, karena shalat di akhir malam disaksikan, dan itu lebih utama (HR. Muslim). (Imam al- Khathib asy-Syirbini, Mughnil Muhtaaj h. 222)


(ووقتها) أي التراويح (بعد) صلاة (العشاء و) بعد (سنتها) قال المجد في شرحه:؛ لأن سنة العشاء يكره تأخيرها عن وقت العشاء المختار فكان إتباعها لها أولى (قبل الوتر إلى طلوع الفجر الثاني) وإن صلى التراويح بعد العشاء وقبل سنتها صح جزما ولكن الأفضل فعلها بعد السنة على المنصوص


Waktu shalat tarawih adalah setelah shalat Isya dan setelah shalat sunnah ba’diyah Isya. Majduddin dalam syarahnya mengatakan; Karena shalat sunnah ba’diyah Isya makruh diakhirkan dari waktu shalat Isya yang terpilih sehingga mengerjakannya persis setelah shalat Isya adalah lebih utama, (sebelum melaksanakan shalat witir sampai terbit fajar). (Imam Al-Bahuti dalam kitab Kasyaf Al-Qana, h. 516)


Dengan demikian, maka boleh dan sah melaksanakan shalat ba’diyah Isya setelah shalat tarawih dan witir. Namun yang lebih utama adalah mengerjakannya persis setelah shalat Isya dan sebelum shalat tarawih dan witir.


...

Ditulis oleh Abdul Malik Salim Rahmatullah, Ketua Pengurus Perwakilan Nahdlatul Wathan Mesir & Mahasiwa Fakultas Syariah & Hukum Univesitas Al-Azhar Kairo.

You Might Also Like

0 comments


Pengurus Perwakilan Nahdlatul Wathan (PWK NW) Mesir adalah organisasi keagamaan sekaligus kemasyarakatan di Mesir yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang beriman dan bertaqwa dan terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin dalam rangka memperoleh ridla Allah di dunia dan akhirat berdasarkan pada "Pokoknya NW, Pokok NW Iman dan Taqwa".

PWK NW MESIR