Biro Pendidikan & Kebudayaan Perwakilan Nahdlatul Wathan Mesir menggelar acara Montly Forum dengan mengangkat tema “Telaah Pemikiran Teologi Rasional Muktazilah”, di Sutuh Ahmad Izzudin, Gamliyah, Kairo, Jumat lalu (12/11).
Abdul Malik Salim Rahmatullah selaku pemantik menyampaikan bahwa diskursus kalian terhadap sejarah pemikiran Islam khususnya dalam bidang teologi telah menarik minat para ulama Islam dan para ilmuan baik itu muslim maupun non Muslim.
Menurut Malik, kajian tentang Muktazilah sebagai sebuah aliran pemikiran dalam Islam yang membahas masalah dasar-dasar agama dengan cara filosofis sangat penting dan perlu untuk di perhatikan. Mengingat kajian tentang aliran Muktazilah ini tidak pernah didiskusikan dengan cara yang baik, karena di anggap memiliki ajaran yang menyimpang dari ajaran agama yang benar.
Lanjutnya, dalam banyak literatur akan dijumpai bahwa dalam teologi Muktazilah kedudukan akal begitu penting, muktazilah berpendapat bahwa dengan meneliti alam semesta akal dapat sampai ke alam abstrak. Al-Qur'an mengajarkan menggunakan akal dan meneliti fenomena alam untuk sampai pada rahasia-rahasia yang terletak dibelakangnya.
Dengan cara inilah pada akhirnya nanti yang akan mengantarkan pada kepada pengetahuan tentang adanya Tuhan, kewajiban mengetahui adanya Tuhan, mengetahui baik dan jahat, kewajiban mengerjakan yang baik dan menjauhi yang jahat.
"Perbedaan yang kuat antara Muktazilah dan Ahlussunah Wal Jamaah adalah pada titik dimana Muktazilah lebih berani melepaskan diri dari arti lafzi dalam menginterpretaskan teks ayat dan sunnah Nabi SAW. dari Ahlussunnah. Dengan kata lain Mu'tazilah banyak memakai arti majasi atau metaforis ayat dari pada Ahlussunnah yang lebih terikat pada arti lafzi ayat" ungkapnya.
Dalam penjelasannya Malik juga mengatakan bahwa "lima pokok ajaran Muktazilah (at Taudhid, Al Adl, Manzilah baina Manzilatain, al Wa'du Wal Waid, al amru bil Makruf wan Nahyu Anil Munkar) belum tentu cocok untuk umat Muslim dewasa ini. Tetapi terlepas dari itu, cara berfikir rasional yang di bawa Muktazilah saya kira sangat cocok dengan cara pandangan pada umum para era milenial saat ini.
Malik lebih lanjut menjelaskan, perlunya memperkenalkan paham Teologi Rasional yang dibawa Mu'tazilah disamping sebagai bentuk kajian perbandingan dengan Teologi Ahlussunah yang menjadi anutan mayoritas Umat Islam (termasuk warga Nahdlatul Wathan) juga agar pemikiran Rasional Mu'tazilah ini dipahami orang luas secara baik, mengingat bahwa dalam pandangan beberapa pakar bahwa kemajuan Islam pada masa lampau sedikit tidak disebabkan karana memakai paham Rasional, ini bisa dilihat dari bagaimana peradaban Barat yang sekarang maju itu karena memakai paham Rasional.
Pada sesi akhir forum Malik juga mengingatakan dengan adanya kajian intens tentang Muktazilah pada forum ini diharapkan bisa meningkatkan perhatian para jamaah dalam mengkaji pemikiran Ahlussunnah Wal Jamaah yang selama ini tentunya menjadi anutan warga Nahdlatul Wathan dan masyarakat muslim di dunia pada umumnya.